Buletin ini diterbitkan oleh Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari (YPIA) yang berpusat di Yogyakarta. Buletin ini terbit setiap Jum'at dan disebar di masjid-masjid sekitar kampus UGM. Artikel Terkait. Yang versi bahasa indonesianya judul Nahwu 40 Jam. Bisa lihat previewnya di sini.
Terjemahan Al-Qur’an Secara Lafzhiyah Kitab berikut “Inaayah – Terjemah Al-Qur’an Secara Lafzhiyah” sangat membantu (saya) dalam menambah kosa kata (bahasa arab), Ada temen yang bilang bahwa kosa kata lebih penting dari pada struktur ( nahwu – shorof), tapi tentu lebih baik menguasai semua-nya berikut contoh tampilan untuk Surah Al-Fatihah, terjemahan per-kata (sebenarnya tidak selalu per-kata) jadi bisa digunakan untuk menambah kosa kata bahasa arab: dengan sedikit proses scanning dan editing Ayat-ayat tersebut bisa dimasukkan ke dalam handphone, jadi bisa di bawa ke mana-mana. Ini juga cara saya memanfaatkan waktu di jalan setiap hari kerja (Ciputat- Jakarta Kota, kira-kira 3 s.d 4 jam PP), selain juga tidur di jalan ? Dengan asumsi 3 jam per hari kerja di jalan, kalau dihitung-hitung banyak juga waktuku di jalan. Dalam satu tahun: 12 bulan x 4 minggu x 5 hari kerja x 3 jam = 720 jam/tahun 720 jam dalam setahun atau bila kita konversi ke hari (24 jam dalam satu hari) 720 jam = 720 jam / 24 jam = 30 hari angka yang fantastis, jadi dalam setahun kira-kira satu bulan saya berada di jalanlama juga ya. Jadi teringat cerita serang ustadz di Jogja, waktu dia di Pakistan (jalan-jalan) dia memasukkan uang ke dalam kotak amal yang berada di per-empatan jalan (ukuran kotak amal-nya gede). Temen si ustadz tersenyum dan bilang “itu bukan kotak amal, tetapi untuk lembaran-lembaran ayat Al-Qur’an, agar tidak tercecer (ditaruh sembarangan bila sudah dihafalkan)”.rupanya banyak warga Pakistan yang membawa-bawa lembaran Al-Quran untuk dihafal. Tidak heran jika jumlah penghafal Al Qur’an di sana sangat banyak.
20. Juni 1, 2014 pukul 10:28 pm Assalamu’alaikum War. Penerbit Al-Inayah yang dimulyakan Allah. Saya sdh lama sekali memiliki Tarjamah Al-Inayah ini, dan baru sekarang ingat dan bisa berkomunikasi dengan penerbit. Dalam Al-Inayah Jilid VII (JUz 19, 20 dan 21) yang saya miliki pada halamanan 186, 187, 190,191, 194, 195, 198, 199, ada kecacatan, yaitu tidak tertulis huruf Al-Qur’annya. Bisakah saya menukarnya dengan yang tidak cacat?
Kemana saya hrs menukarnya? Jazakumullahu khoeron katsiro.
Kata kerja atau Kalimah F’il terbagi tiga: 1. Fi’il Madhi – Kata kerja Bentuk Lampau: Kata kerja menunjukkan kejadian bentuk lampau, yang telah terjadi sebelum masa berbicara. Seperti: قَرَأَ “ Telah membaca”.
Tanda-tandanya adalah dapat menerima Ta’ Fa’il dan Ta’ Ta’nits Sakinah. Seperti: قَرَأْ تُ QORO’TU = “ Aku telah membaca”dan قَرَاَ تْ QORO’AT = “ Dia (seorang perempuan) telah membaca”. Fi’il Mudhori’ – Kata kerja bentuk sedang atau akan: Kata kerja menunjukkan kejadian sesuatu pada saat berbicara atau setelahnya, pantas digunakan untuk kejadian saat berlangsung atau akan berlangsung. Dapat dipastikan kejadian itu terjadi saat berlangsung dengan dimasukkannya Lam Taukid dan Ma Nafi. Seperti: قَالَ إِنِّي لَيَحْزُنُنِي أَنْ تَذْهَبُوا بِهِ Berkata Ya’qub: “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku وَ مَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَ مَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.
Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati Dapat dipastikan kejadian itu terjadi akan berlangsung dengan dimasukkannya: س, سوف, لن, أن, ان. SYIN, SAUFA, LAN, AN dan IN Seperti: سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَن تَرَانِي berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.” Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku وَ أَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
وَ إِن يَتَفَرَّقَا يُغْنِ اللَّهُ كُلاًّ مِّن سَعَتِهِ Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya. Tanda-tanda Fi’il Mudhori’ adalah: bisa dimasuki لَمْ seperti contoh: لَمْ يَقْرَأْ artinya: tidak membaca. Ciri-ciri Kalimah Fi’il Mudhari’ adalah dimulai dengan huruf Mudhoro’ah yang empat yaitu أ – ن – ي – ت disingkat menjadi أنيت. Huruf Mudhara’ah Hamzah dipakai untuk Mutakallim/pembicara/orang pertama tunggal/Aku.
Contoh أضرب ADHRIBU = aku akan memukul Huruf Mudhara’ah Nun dipakai untuk Mutakallim Ma’al Ghair/pembicara/orang pertama jamak/Kami. Contoh نــضرب NADHRIBU = kami akan memukul Huruf Mudhara’ah Ya’ dipakai untuk Ghaib Mudzakkar/orang ketiga male, tunggal, dual atau jamak/dia atau mereka.
Contoh يــضرب YADHRIBU = dia (pr) akan memukul يــضربان YADHRIBAANI = dia berdua (lk-pr) akan memukul يــضربون YADHRIBUUNA = mereka (lk) akan memukul يــضربن YADHRIBNA = mereka (pr) akan memukul Huruf Mudhara’ah Ta’ dipakai untuk Mukhatab secara Mutlaq/orang kedua male atau female, juga dipakai untuk orang ketiga female tunggal dan dual. Contoh تــضرب TADHRIBU = kamu (lk)/dia (pr) akan memukul تــضربا TADHRIBAA = kamu berdua (lk-pr)/dia berdua (pr) akan memukul تــضربون TADHRIBUUNA = kamu sekalian (lk) akan memukul تــضربين TADHRIBIINA = kamu (pr) akan memukul تــضربن TADHRIBNA = kamu sekalian (pr) akan memukul 3.
Fi’il Amar – Kata kerja bentuk perintah: Kata kerja untuk memerintah atau mengharap sesuatu yang dihasilkan setelah masa berbicara. Contoh: اقْرأْ IQRO’ = bacalah. Tanda-tandanya adalah dapat menerima Nun Taukid beserta menunjukkan perintah. Contoh اقْرَأَ نَّ IQRO’ANNA = sungguh bacalah.
Pelajaran terkait. Tinggalkan komentar Go to comments Kata kerja atau Kalimah F’il terbagi tiga: 1. Fi’il Madhi – Kata kerja Bentuk Lampau: Kata kerja menunjukkan kejadian bentuk lampau, sebelum masa pembicara. Seperti قَرَأَ “Telah membaca”. Tanda-tandanya adalah dapat menerima Ta’ Fa’il dan Ta’ Ta’nits Sakinah. Seperti قَرَأْتُ “Aku telah membaca” dan قَرَاَتْ “Dia (seorang perempuan) telah membaca”. Fi’il Mudhori’ – Kata kerja bentuk sedang atau akan: Kata kerja menunjukkan bentuk kejadian saat berlangsung atau akan berlangsung, di masa pembicara atau setelahnya.
Dapat dipastikan kejadian itu terjadi saat berlangsung dengan dimasukkannya Lam Taukid dan Ma Nafi. Seperti: قَالَ إِنِّي لَيَحْزُنُنِي أَنْ تَذْهَبُوا بِهِ Berkata Ya’qub: “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati Dapat dipastikan kejadian itu terjadi akan berlangsung dengan dimasukkannya س, سوف, لن, أن, ان. Seperti: سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَن تَرَانِي berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.” Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. وَإِن يَتَفَرَّقَا يُغْنِ اللَّهُ كُلاًّ مِّن سَعَتِهِ Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya. Tanda-tanda Fi’il Mudhori’ adalah: bisa dimasuki لَمْ seperti contoh: لَمْ يَقْرَأْ artinya: tidak membaca. Ciri-ciri Kalimah Fi’il Mudhari’ adalah dimulai dengan huruf Mudhoro’ah yang empat yaitu أ – ن – ي – ت disingkat menjadi أنيت. Huruf Mudhara’ah Hamzah dipakai untuk Mutakallim/pembicara/orang pertama tunggal/Aku. Contoh أضرب Huruf Mudhara’ah Nun dipakai untuk Mutakallim Ma’al Ghair/pembicara/orang pertama jamak/Kami.
Contoh نضرب Huruf Mudhara’ah Ya’ dipakai untuk Ghaib Mudzakkar/orang ketiga male, tunggal, dual atau jamak/dia atau mereka. Contoh يضرب, يضربان, يضوبون, يضربن Huruf Mudhara’ah Ta’ dipakai untuk Mukhatab secara Mutlaq/orang kedua male atau female, juga dipakai untuk orang ketiga female tunggal dan dual. Contoh تضرب, تضربا, تضربون, تضربين, تضربن 3.
Fi’il Amar – Kata kerja bentuk perintah: Kata kerja untuk memerintah sesuatu yang dihasilkan setelah masa pembicara. Contoh: اقْرأْ = bacalah. Tanda-tandanya adalah dapat menerima Nun Taukid beserta menunjukkan perintah. Contoh اقْرَأَنَّ = sungguh bacalah. Pelajaran terkait Pembahasan Kata Kerja. Fiil Madhi, Fiil Mudhori’, Fiil Amar.
Isim Fiil. Isim Aswat.
Mujarrod dan Mazid. Jamid dan Mutashorrif. Hamzah Washal dan Hamzah Qotho’.
Shahih dan Mu’tal. Tam dan Naqis.
Lazim dan Muta’addi. Mabni Ma’lum dan Mabni Majhul. Pembahasan Taukid dan Hubungannya. Mu’rob dan Mabni. Fi’il Nashab dan letaknya.
Fi’il Jazm dan letaknya. Fi’il Rofa’ dan letaknya.
I’rob Takdir Kalimah Fiil. Saya tidak tahu tinjauan nya dari ilmu Sharaf. Tapi setahu saya penulisan ‘in’ dan ‘sya’ memang dipisah di tulisan huruf Hijaiyah nya. Makanya transliterasi nya menjadi ‘in sya Allah’.
Adapun mengenai ‘in sya Allah’ dan ‘in sha Allah’, itu hanya perbedaan mengenai transliterasi mana yang dipakai. Di Indonesia, huruf ‘ش’ ditransliterasikan menjadi ‘sy’. Sedangkan di luar negeri, huruf ‘ش’ transliterasi nya adalah ‘sh’. Jadi hanya berbeda metode alih aksara nya saja.
Untuk cara membacanya tetap sama. Karena kita di Indonesia, maka lebih patut jika kita menggunakan alih aksara dari Indonesia sendiri, yakni ‘in sya Allah’.
Ketika anda menulis sebagai tulisan berbasa arab yang ikut qidah imlaiyah bisa ditulis talaa – yattlu (tanpa alif) adapun penulisan menggunakan alif karena peninggalan yang ada dalam mushaf usmani seperti itu contoh yang lain kata Sholat dalam mushaf bukan menggunakan lam aif tetapi menggunakan lam wawu jadi model penulisan arab ada 3 yaitu imlaiyah (kaidah tata bahasa arab), usmaniyah mengikuti rosm pada mushaf usmani) dan aridziyah (berdasarkan ketentuan ilmu arudz, dalm penulisan ini tidak mengenal tanwin yang ada adalah nun mati) wallahu a’lam.